RSS

belimbing wuluh, si asam berkhasiat obat

KOMPAS.com — Kebanyakan orang baru memanfaatkan belimbing wuluh sebagai pelengkap sayur atau masakan. Padahal, belimbing wuluh termasuk dalam tanaman pekarangan yang memiliki khasiat obat.

Belimbing wuluh merupakan tanaman berbatang keras. Ia cocok ditanam di tempat yang cukup sinar matahari dan tingginya bisa mencapai lebih dari 10 meter. Buahnya hijau muda, berbentuk lonjong sebesar ibu jari, dan rasanya masam.

Limeng merupakan sebutan belimbing wuluh di Aceh. Selemeng (Gayo), asom belimbing dan balimbingan (Batak), malimbi (Nias), balimbing, blimbing, dan blimbing wuluh (Jawa), calingcing dan calingcing wulet (Sunda), bhalingbing bulu (Madura), blingbing buloh (Bali), serta calene (Bugis).

Dalam buku Terapi Herba, Buah, Sayuran 10 Penyakit Utama yang diterbitkan oleh majalah Flona, disebutkan tanaman ini memiliki berbagai kandungan kimia, antara lain saponin, tanin, kaslium oksalat, sulfur, asam format, peroksida, dan kalium sitrat.

Dalam farmakologi China, tanaman ini dikenal punya banyak khasiat, di antaranya menghilangkan rasa sakit, memperbanyak pengeluaran empedu, antiradang, dan peluruh kencing.

Untuk mengatasi penyakit kencing manis (diabetes), ambil tiga genggam daun belimbing wuluh, lalu direbus dengan 1 liter air sampai mendidih. Setelah dingin, saring airnya dan minum dua kali sehari, pagi dan sore.

Selain daun, buahnya juga bisa dipakai. Enam buah belimbing wuluh dilumatkan, lalu direbus dengan segelas air. Biarkan mendidih hingga airnya tersisa seperuhnya. Air rebusan disaring, kemudian diminum pada pagi hari. Konsumsi dua buah belimbing wuluh segar tiga kali sehari juga disebut efektif mengendalikan kolesterol.

0 komentar:

Posting Komentar