RSS

irzen tewas

Jakarta - Sekjen Partai Pemersatu Bangsa (PPB) Irzen Octa tewas setelah diinterogasi debt collector Citibank. Polisi pun mendalami apakah Citibank mempekerjakan preman untuk menghadapi nasabahnya.

"Itu yang masih kita dalami," kata Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Gatot Edy Pramono di Mapolres Jaksel, Jl Wijaya III, Jakarta Selatan, Jumat (1/4/2011).

Gatot juga menyatakan, pihaknya masih mendalami apakah Citibank menginstruksikan karyawan maupun tenaga dari agensi untuk melakukan kekerasan terhadap nasabah. "Itu yang kita dalami," imbuhnya.

Polisi juga terus mencari tahu fungsi ruangan Cleo di kantor Citibank di Menara Jamsostek lantai 5 yang digunakan oleh 3 debt collector untuk menginterogasi Irzen. "Ini menjadi bahan untuk kita, untuk melakukan tindak lanjut apakah sengaja ruang itu disiapkan atau tidak untuk melakukan interogasi terhadap nasabah bermasalah," terang Gatot.

Jika sengaja disiapkan apakah akan kena pidana? "Kita lihat saja, ini kan masih proses," ucap Gatot.

Selain itu, polisi juga meneliti bercak darah di gorden dan di dinding ruang Cleo. Hal ini penting untuk mengetahui apakah darah itu karena Irzen mimisan atau karena hidungnya lecet. Visum atas Irzen yang dikantongi polisi menunjukkan Irzen mengalami pecah di pembuluh darah di kepala. Hal itu mengakibatkan memar di batang otak dan ada luka lecet di tengah hidung. Sementara tidak ditemukan tanda ada pukulan benda keras di tubuh Irzen.

Namun pihak Citibank menegaskan, pihaknya menuntut semua karyawan termasuk yang dari agensi untuk tidak berlaku kasar pada nasabah. Jika ada kode etik yang dilanggar, Citibank siap memutus kontrak dengan perusahaan agensi.

"Kami sedang melaksanakan proses penyelidikan internal dan apabila didapatkan pelanggaran terhadap standar kode etik kami, maka kami akan memutuskan kontrak dengan perusahaan ini secepatnya," terang Country Corporate Affairs Head Citi Indonesia, Ditta Amahorseya

Irzen Octa tewas pada 29 Maret 2011, sesaat setelah diminta menyelesaikan tunggakan kartu kreditnya yang sebesar Rp 68 juta, namun setelah dihitung dengan bunga, totalnya menjadi Rp 100 juta. Sebelum tewas, Irzen diinterogasi oleh Arief Lukman (26), Henry Waslinton (25) dan Donald Harris Bakara (26) di ruang Cleo Menara Jamsostek, Jakarta Selatan.

Beberapa saat setelah diinterogasi oleh ketiganya, Irzen ditinggalkan sendirian di dalam ruangan. Kemudian ada saksi yang melihat Irzen terjatuh di lantai. Irzen lalu dibawa ke RS Mintoharjo, tetapi sudah tidak bernyawa. Dia lantas dibawa ke RSCM untuk diotopsi. Jenazah kemudian dijemput keluarganya dan dimakamkan di Srengseng Sawah, Jakarta Selatan.

0 komentar:

Posting Komentar